Jumat, 05 Maret 2010

mengenal budaya indonesia

Budaya adalah segala sesuatu yang dipelajari, dialami, dan diwariskan bersama secara social yang melahirkan makna dan pandangan hidup yang akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku para anggota suatu masyarakat. Sedangkan Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam system politik yang menyangkut proses peraturan dan pelaksanaan dari tujuan system politik tersebut. Budaya Politik dari istilah the political culture yaitu sebagai orientasi dasar suatu masyarakat terhadap suatu system politik. Setiap daerah mempunyai budaya politik tersendiri yang menjadi karakteristik khas bagi setiap perilaku atau tindakan politik yang ditampilkan oleh setiap warga masyarakatnya, hal ini dapat dipaparkan budaya politik beberapa suku bangsa di Indonesia.
Budaya Politik Batak
Orang batak terkenal dengan karakternya yang keras dalam menantang kehidupan. Dalam mengemukakan pendapat, orang batak cenderung spontan, lugas dan keras serta apa adanya. Kejujuran adalah prinsip utama yang dipegang teguh oleh orang batak dalam mengarungi kehidupannya. Di dalam kelompoknya, masyarakat batak mencari orang yang dianggap mampu dan bijaksana mengatasi segala persoalan dan kepentingan masyarakat, kemudian mereka jadikan pemimpin dalam bidang pemerintahan melalui proses pemilihan.
Budaya Politik Minangkabau
Suku minangkabau terletak disumatera barat yaitu daerah luar jawa yang paling banyak menyumbang tokoh di panggung politik nasional, sejak era colonial sampai era reformasi. Masyarakat Minankabau melihat pemimpin hanyalah orang yang “ ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah”, artinya pemimpin bukanlah penguasa tunggal yang mempunyai kewenangan mutlak dalam mengambil setiap keputusan. Watak politik minangkabau itu kemudian mewarnai watak nasionalisme Indonesia yang tumbuh di Sumatera Barat.
Budaya Politik Sunda.
Kebudayaan sunda termasuk salah satu kebudayaan yang berpengaruh di Negara kita. Budaya Sunda sangat tinggi terhadap kehidupan warga masyarakatnya, ajaran Islam yang mayoritas dianut oleh orang Sunda. Dalam penyelenggaraan politik pemerintahan, baik dari tingkat pemerintahan provinsi sampai kepemerintahan desa selalu diwarnai dengan keharmonisan hubungan antara penguasaan setempat dengan rakyatnya. Masyarakata Sunda merupakan tipe masyarakat yang tidak mengutamakan kekuasaan.
Budaya Politik Jawa
Masyarakat Jawa pada dasarnya bersifat hierarkis yaitu lebih kepada kepemilikan kekuasaan. Di dalam masyarakat jawa terdapat pemisahan yang tegas antara pemegang kekuasaan yang disebut sebagai kalangan priyayi, dan rakyat biasa. Bahasa Jawa terdiri sendiri terdiri dari beberapa tingkatan mulai dari kromo inggil (halus) , kromo ( setengah halus), sampai ngoko (kasar), yang kemudian diungkapkan dengan istilah wong gedhe dan wong cilik.

Budaya Politik Bali
Masyarakat adat di Bali memiliki wujud pemikiran yang mendasarkan dalam segala hal, termasuk dalam kehiduapannya dalam berpolitik. Pemikiran tersebut merupakan aspek budayanya yang diwujudkan dalam bentuk konsep-konsep yang disebut tatwa, seperti berikut ini:
• Tri Hita Karana yang memberi pengertian atas adanya hubungan manusia denga Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya.
• Desa Kala Patra yang member pengertian tentang adanya pengetian tentang, tempat dan waktu, dan keadaan yang mempengaruhi suatu peristiwa atau fenomena.
• Tri Samaya yang meliputi atita (masa lalu), nagata (masa yang akan datang), wartamana (masa sekarang).
Masyarakat Bali tumbuh dan berkembang dengan unsur tradisi dan agama yang sangat kuat, masyarakat adat Bali bisa mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan masyarakat adatnya. Adapun aturan adat yang dijadikan sebagai penyangga keberlangsuangan kebudayaan sekaligus pedoman hidup masyarakat adat di Bali dinamakan dengan awig-awig yaitu merupakan yang hidup di masyarakat yang disusun yang berdasarkan ajaran tri hita karana. Ajaran ini menegaskan bahwa dalam kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari tiga interaksi yaitu :
1. Parihyangan ( interaksi manusia dengan Tuhan)
2. Pawongan meraks ( antara manusia dengan manusia)
3. Palemahan (interkasi antara manusia dengan alam)
Budaya Politik Dayak
Suku Dayak merupakan suku terbesar yang menghuni pulau Kalimantan. Pada masyarakat adat suku dayak dikenal system pemerintahan desa yang dipimpin ole pembekal dan pengulu. Pembekal bertindak sebagai pemimpin administrative, sedangkan pengulu berkedudukan sebagi kepala adat dalam desa. Semua warga desa yakin bahwa pembekal dan pengulu merupakan orang yang memberikan jalan keluar bagi setiap persalan yang warga desa hadapi.
Budaya Politik Bugis_Makassar
Kehidupan politik masyarakat Bugis berlaku budaya Ajjoareng-joa’. Budaya ini dlam istilah umum sering disebut dengan budaya patron-klien yang merupakan istilah bagi hubungan hierarki antara kaum bangsawan (patron) dengan rakyat biasa (klien). Hubungan patron dan klien merupakan hubunagan kewajiban timbal-balik.